Rabu, 28 Desember 2011

Asal-usul Kehidupan Berdasarkan Al-Qur'an dan Ilmu Biologi


Apa itu kehidupan? Dan dari mana asal mulanya kehidupan itu? Hal ini adalah sesuatu yang masih sangat misterius dan banyak orang pertanyakan. Dengan berbagai penelitian yang dilakukan, tapi belum ada satu pun jawaban yang memastikan. Hal ini terus dikaji berulang-ulang. Baik dari aspek ilmiah sampai keaagamaan.
Akan tetapi Anda dapat mengetahui berbagai teori yang disimpulkan oleh beberapa pakar atau ahli yang telah melakukan penelitian tersebut. Tidak hanya dari para ahli akan tetapi akan dijelaskan pula melalui aspek Al-Qur'an.
Perlu diketahui bahwa penghuni dunia ini adalah makhluk hidup. Mengapa dikatakan sebagai makhluk hidup? Karna kriteria sebagai makhluk hidup adalah bergerak, berkembang biak, tumbuh dan berkembang, serta peka terhadap rangsangan.
Pada hakikatnya makhluk hidup membutuhkan nutrisi, dan nutrisi terdapat dalam makanan sebagai penyusun makhluk hidup. Sedangkan bergerak merupakan aktivitas kagiatan hidup dan untuk memperoleh tempat hidup yang sesuai. Reproduksi atau berkembang biak adalah salah satu usaha makhluk hidup untuk menjaga kelestarian keturunannya. Makhluk hidup melakukan pembentukan zat-zat (sintetis) dan pemecahan zat-zat kompleks menjadi sederhana.
Lalu darimanakah makhluk hidup tercipta dan dapat melakukan berbagai aktivitas tersebut di atas? Banyak pendapat dari para ahli tentang itu, sebagian diantaranya yaitu teori Abiogenesis (Generatio Spontaneae), teori Biogenesis, teori Evolusi Kimia.
Dalam teori Abiogenesis disebutkan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati atau terjadi secara spontan. Pelopor teori ini adalah seorang ahli filsafat zaman Yunani Kuno Aristoteles (384-322 SM), dan didukung oleh Anthony van Leenwenhoek, serta John Needham, dengan percobaan Anthony yaitu air rendaman jerami, sedangkan percobaan Needham yaitu air kaldu yang tidak dipanaskan.
Kemudian dalam teori Biogenesis disebutkan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya, dan sering disebut dengan Omne Vivum ex Vivo atau Omne Vivum ex Ovo (makhluk hidup berasal dari mekhluk hidup sebelumnya). Pendukung teori ini adalah Francesco Redi (Italia, 1626-1799), Lazzaro Spallanzani ( Italia, 1729-1799), dan Louis Pasteur (Prancis, 1822-1895). Beredasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh ini, akhirnya paham Abiogenesis / generation spontanea menjadi pudar karena paham tersebut tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Dari penelitian-penelitian yang telah disebutkan seperti di atas, belum ada kesimpulan yang dapat diambil. Dan belum terjamin kebenarannya. Ada satu teori yang mungkin dapat dijadikan pegangan untuk kita semua, yakni menurut Al-Qur'an. Mengapa? Karena, apa yang telah dituliskan dalam Al-Qur'an merupakan kebenaran yang datangnya langsung dari, yaitu Allah SWT Sang Pencipta Yang Esa.
Penciptaan alam semesta beserta isinya memang mengandung makna yang dalam. Allah SWT sebagai Sang Pencipta, menciptakan jagat raya ini tidak langsung berbentuk dan langsung bisa di tempati akan tetapi melalui tahapan dan jangka waktu, bukan karena Allah tidak mampu untuk melakukannya akan tetapi manusia di ajarkan untuk berpikir bagai mana proses terjadinya bumi dan langit, hingga diantara dari ratusan milyar planet hanya bumi yang bisa di tempati untuk makhluk hidup.
Menurut firman Allah SWT dalam beberapa ayat-Nya yang menjelaskan bahwa penciptaan langit dan bumi beserta isinya adalah 6 masa. QS. Qaaf ayat 38, yang berbunyi ;
Artinya:
“Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan.”
Keenam masa dalam Al-Qur'an yang disebutkan yakni 2 masa pertama merupakan masa untuk menciptakan bumi sebagai hamparan dan fondasi, lalu 2 masa berikutnya untuk menciptakan langit dan bintang-bintang, dan masa terakhir untuk menciptakan beraneka ragam makhluk hidup yang menepati bumi.
Diantara sekian banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian canggih, masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah itu ialah masalah tentang asal usul kejadian manusia. Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup (manusia) berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini. Hal ini diperkuat dengan adanya penemuan-penemuan ilmiah berupa fosil seperti jenis Pitheccanthropus dan Meghanthropus.
Lalu dari mana makhluk bumi tercipta? Atau katakanlah, bagaimana manusia itu tercipta? Dalam Al-Qur'an juga telah disebutkan secara rinci bagaimana manusia pertama kali diciptakan. Taukah Anda mengenai Adam dan Hawa? Mereka berdua adalah manusia yang pertama kali Allah ciptakan sebagai penghuni bumi.
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr (15) : 28-29)
Tahapan kejadian manusia dibagi menjadi 3, yakni proses kejadian manusia pertama atau Adam, proses kejadian manusia kedua ata Siti Hawa, dan proses kejadian manusia ketiga atau semua keturunan Adam dan Hawa.
Tahapan yang pertama disebutkan bahwa Allah pertama kali menciptakan Adam. Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)
Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
"Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah". (HR. Bukhari)
Lalu tahapan yang kedua, yakni penciptaan Hawa. Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya :
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :
"Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam" (HR. Bukhari-Muslim)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.
Dan tahap terakhir adalah penciptaan keturunan Adam dan Hawa. Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.
Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).
Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan "saripati berasal dari tanah" sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).
Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan : "Saya takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7 M itu". Selain iti beliau juga mengatakan, "Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan). Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula ide tentang perkembangan yang dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote belum ditemukan sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh ebelumnya Al Qur’an telah menegaskan dari nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah) menentukan sifat-sifat dan nasibnya."
Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an :
"...Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim)..." (QS. Az Zumar (39) : 6).
Kita dapat mengambil beberapa garis besar dari apa yang telah dijelaskan di atas. Mungkin Anda belum merasa puas dengan jawaban yang bisa diuraikan sedikit di atas. Akan tetapi perlu diingat, bahwa penciptaan alam semesta beserta segala isinya adalah hal Ghaib atau abstrak yang tidak dapat dipecahkan oleh akal manusia. Ini adalah hal yang masih misterius dan hanya Sang Pencipta yang tahu akan kebenarannya. Karena manusia hanya bisa mencoba dan berusaha. Wallahua'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar